
Belajar Dari Abdul Saat Dunia Terasa Gelap Tapi Masih Bisa Tersenyum Dan Optimis
Abdul namanya, dia terlahir dalam keadaan yang kurang beruntung dalam keterbatasan fisiknya.
Namun dia sama sekali tidak merasakan sesuatu yang kurang dalam tubuhnya walau melihat teman-temannya atau lingkungan sosialnya berbeda dengan dirinya.
Sungguh luar biasa anak ini, mereka yang sempurna fisiknya terkadang masih berpikir jarak yang di tempuh dari rumah ke sekolah kurang lebih 3 km adalah sebuah beban dan halangan, namun tidak buat Abdul, beban dan halangan tersebut justru sebagai motivasi untuk melecut dirinya untuk meraih sebuah cita-cita yang mungkin kita terhenyak mendengar dari mulutnya yang selalu tersenyum, " Aku ingin jadi tenaga pemadam kebakaran". Sekali lagi ucapan cita-cita sederhana tersebut menampar keras bagi mereka yang tergolong sempurna fisiknya, mungkin Abdul kecil masih belum menyadari sesuatu yang ada pada dirinya tetapi mungkin dia lagi memimpikan bahwa dengan keterbatasa justru ingin menjadi orang yang bermanfaat dan menolong bagi yang mengalami musibah. Semoga ucapan itu menjadi kenyataan.
Kalau Abdul saja sejak kecil saja, kekurangan mampu dia ubah menjadi kelebihan, beban menjadikan tantangan, ujian menjadikan semangat yang menggebu untuk menyelesaikannya, bagaimana dengan kita yang merasa sempurna baik usia remaja, dewasa bahkan sebagai orang tua dalam menyikapi sebuah ujian dan cobaan yang terkadang datang dengan tiba-tiba.Banyak diantara kita yang merasa sempurna dengan ujian dan cobaan tersebut seolah dunia terasa serba gelap, seolah tidak ada lagi peluang untuk meraih sesuatu yang lebih baik. Tragisnya lagi, ada yang merasa sudah putus asa dalam menjalani hidup.
Sebagai seorang manusia saya meyakini sebuah proses, Abdul awalnya pasti juga merasa ada sesuatu yang beda dalam dirinya, namun kekuatan hati dan iman dalam memotret lingkungan keluarganya bahwa untuk merubah kekurangan yang ada harus diperjuangkan tanpa perlu menyerah dengan keterbatasan ataupun keluhan. Abdul kecil sudah menancapkankan dalam hati sanubari yang dalam untuk selalu berikhtiar dan berpikir positif sejak kecil. Ketidak sempurnaan fisik bukan yang harus disesali namun tetap patut di syukuri dan dia yakin Allah Maha Mengetahui apa yang dia pikirkan, tentu saja Abdul kecil selalu senantiasa berdialog dengan Allah lewat doa-doanya.
Tidak mudah memang bagi mereka yang menjalani sebuah proses perjuangan dan peningkatan ke Imanan melalui bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, kalau saat ini dia berada di kelas 3 SD berarti usianya kurang lebih menginjak 10 tahun, perjalanan sebuah proses menemukan jati diri yang cukup lama tentunya. Namun kerja keras Abdul untuk menghilangkan rasa minder dan perbedaan dengan yang lain atas keterbatasannya telah dilaluinya dan dia yakin Allah akan menempatkan dirinya sama bahkan akan mampu bersaing dengan mereka yang lebih sempurna.
Dari pengalaman hidup Abdul Kecil, dapat diambil sebuah renungan, inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Bahwa kita hidup tentu saja akan mengalami sebuah proses naik dan turun atau bahasa kerennya up and down. Saat kita jatuh atau gagal, kita sudah merasa orang yang mengalami keterbatasan yang sangat dalam dengan yang lainnya, sudah merasa bahwa dunia tidak lagi bisa menerima karena lingkungan sudah merasa menolak dan mengejeknya. Sehingga kita merasa tidak sanggup untuk berubah menjadi lebih baik dan selalu berpikir bahwa Allah tidak memihaknya.
Kesimpulan dari cerita Abdul kecil, sebagai manusia harus mampu untuk selalu mensyukuri setiap proses kehidupan yang kita lalui. Berbagai bentuk ujian dan cobaan dalam hidup harus siap dihadapi dengan semangat dan ikhtiar untuk menghapinya tanpa perlu untuk melihat bagaimana hasilnya. karena bukan kita yang mampu mengubahnya, namun Allah yang mempunyai hak untuk menentukan atas hidup kita di dunia. Untuk itu senantiasa kita selalu meningkatkan keimanan dan keyakinan bahwa setiap perbuatan untuk menjadi lebih baik dan mampu mengubah keterbatasan menjadi kelebihan kita pasrahkan dengan doa KepadaNya. Jawaban Allah dipastikan juga tidak instan, untuk itu janganlah selalu berharap hasil apa yang kita kerjakan tetapi lakukanlah semua beban hidup yang berat dengan selalu tersenyum agar terasa ringan karena Allah lebih maha tahu kapan waktunya merubah apa yang kita kerjakan.
0 Komentar