IG

Header Ads
#

Raja Hutan Yang Gusar Dengan Tahta Dan Kekuasaannya (1)




Saat itu  sang singa remaja telah beranjak dewasa, naluri untuk menggapai tujuan telah tertanam dalam setiap bangun tidurnya. Setiap hari dia melihat bapak dan ibunya berburu demi mempertahankan hidup dan menjaga area kekuasaannya. Setiap pengalaman dan kejadian dia perhatikan dengan seksama mulai saat lahir hingga remaja.
Pada suatu pagi dengan suasana agak cerah  ditambah hawa sejuk yang mengelilingi  tubuh sang singa dewasa sebut saja Leo namanya, dia menaiki pohon yang sangat besar hingga pada suatu cabang yang di rasa tinggi untuk bisa melihat luasnya pemandangan yang ada di bawah.  leo berhenti untuk bersandar dan tetap waspada untuk memperhatikan kemungkinan mendapatkan buruan sebagai santap siangnya nanti.

Sekitar satu jam kemudian si Leo agak kaget karena  diatas cabang dia berpijak tanpa disadari ada seekor ular besar yang sedang bergelantung memperhatikannya, dengan santai si Leo menyapa si ular, “ Hai ular, apa yang sedang kau buru hingga bergelantungan di cabang pohon lebih tinggi diatas ku”. Sang ular dengan tertawa kecil menjawab, “ Kalau ada raja hutan datang pasti semua binatang pada lari keatas dan itu bisa menjadi mangsa bagianku Leo, kamu kan tahu aku tidak bisa lari kencang  sepertimu”. Aku hanya berharap mereke yang menghampiriku.
Baiklah, bagaimana dengan wilayah kekuasaanku?. Apakah ada kabar yang kurang baik hari ini ?, tanya raja singa Leo kepada ular. “ Sepertinya belum ada berita ada salah satu bangsa binatang yang berani menerkammu raja singa, kecuali kau harus tetap berburu untuk makan siangmu, karena hingga saat ini belum ada yang secara sukarela ingin menjadi hidanganmu”, jawab sang ular sambil tertawa kecil.

Itulah perbedaan kita dengan manusia, sebagai rajapun untuk makan aku harus bersabar dan berburu. Coba lihat mereka para manusia, sebagai kepala desa aja di balik hutan ini semua makanan datang sendiri. Lalu bagaimana dengan raja manusia, dia tinggal bilang semua pada datang sendiri, “ Gerutu raja singa Leo kepada ular”. Emang raja Leo tau dari siapa ?, tanya sang ular.  “ Itu kampret yang ngomong sama aku”.

Begitu obrolan sang raja hutan dan ular selesai , kelihatan beberapa ekor kerbau sedang melintas di bawah tanpa menyadari diperhatikan dari atas oleh sang raja hutan. Sang ularpun dengan memberi ucapan selamat kepada raja untuk menikmati makanannya yang telah datang. “ Aku tahu ini santapan siang yang besar tetapi terlalu melelahkan kalau aku sendirian yang menyergapnya “ , gumam raja Leo. Kau tau ular,  mereka masih melawan walau tau bakal jadi hidangan makan raja hutan, coba liat mereka manusia kalau rajanya minta sesuatu, tidak ada yang berani melawannya, bahkan dengan sukarela mereka melayaninya. Sudah begitu mereka bilang lebih beradab dari kaum binatang, “ Protes Leo agak keras”. Dengan agak serius sang ular mendengar protes raja hutan dan sedikit bingung bertanya kepada Leo, “ Memangnya raja hutan tahu darimana berita itu “?. Itu dari para cebong, kan dia sering datang ke istana raja manusia.

Oalah..... kalau soal cebong sama kampret saya juga sering dengar bos, justru mereka bilang sekarang raja Leo harus hati-hati, karena para binatang di area kekuasaan telah disusupi dengan aliran-aliran dan suatu saat akan berusaha untuk menggulingkan si raja Leo dari kekuasaannya. Mereka bilang aliran radikalisme, “ ujar ular agak sedikit sok ngerti”.
Bagaimana mungkin kedudukanku sebagai raja hutan dari dulu berabad-abad lamanya dan turun temurun ada yang berani menggulingkan kekuasanku, “ Ujar raja Leo dengan keras dan marah dan sambil mengaum pertanda setiap kehadirannya”.  Kamu tahu dari mana wahai ular gosip seperti itu ? siapa itu radikal – radikal yang berani melawanku ? Dengan agak sedikit tegang sang ular menjawab, “ saya sih, sering dikasih tau kuda wuwu, kan dia sering tau kalau pas mereka lagi ngumpul dekat kandangnya katanya”.

bersambung...

Posting Komentar

0 Komentar