PENIPUAN ARISAN ONLINE
Berita yang masih hangat " Penipuan arisan online hingga miliaran rupiah ".
Hanya bermodalkan akun facebook Arisol Mama Yona, pelaku mendapatkan uang miliaran rupiah dan berhasil mengelabui masyarakat dari beberapa kota di Indonesia hingga Singapura.
(sumber jawapos.com Kamis, 01 Mar 2018 )
https://www.jawapos.com/read/2018/02/14/188624/korban-penipuan-arisan-online-hingga-singapura-kerugian-miliaran
Sungguh ironis sekali, kejadian penipuan dengan menjanjikan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dengan waktu yang relatif cepat masih saja ampuh untuk mendapatkan korbannya.
Tidak tanggung-tangung korban penipuan bisa puluhan hingga ratusan juta per orangnya.
Bukankah kejadian demikian sudah sangat sering sekali dan selalu berulang terjadi di Indonesia?
Mulai penipuan yang berkedok investasi, koperasi, penerimaan pegawai negeri, ibadah umroh, arisan dan rata-rata korbannya dari kalangan masyarakat menengah hingga atas serta berpendidikan yang sebenarnya mampu untuk berpikir rasional.
Apa sesungguhnya yang terjadi dengan masyarakat Indonesia pada umumnya???
Mengapa mereka tidak belajar dari setiap kejadian yang telah ada bahkan selalu terjadi berulang kali.
Harusnya pemerintah melakukan riset tentang fenomena masyarakat kita yang cenderung gampang tergiur dengan cara cepat mendapatkan keuntungan yang besar dengan mempercayakan keuangannya pada orang lain atau badan/perusahaan tanpa mempertimbangkan resiko dengan aspek perhitungan yang cermat dan rasional.
Kalau golongan menengah ke atas serta berpendidikan di Indonesia umumnya pada dasarnya tipe manusia yang berani berspekulasi tinggi, berani mengambil resiko tetapi mengapa tidak terlahir generasi yang mampu menjadi pengusaha bahkan cenderung bermental pekerja.
Mengapa masyarakat Indonesia para orang tuanya kecenderungan tidak berani mendidik dan mensupport anak-anaknya untuk menjadi kaum wira usaha agar tercipta para pengusaha sukses dengan jumlah yang sangat besar di Indonesia.
Sangat ironis sekali, mereka para korban penipuan justru memilih berspekulasi tinggi dengan melonggarkan aspek rasional dan mudah memberi kepercayaan kepada orang lain, namun giliran anak atau menantu dan keluarga terdekat justru sangat tinggi ke hati-hatiannya dan mempertebal aspek rasionalnya serta tidak mudah memberi kepercayaan sepenuhnya walau melihat mereka telah bekerja dengan sungguh-sungguh namun terhalang dengan finansial untuk mengembangkannya.
Mungkin saatnya ada hasil riset nasional yang dapat mampu membaca dan menganalisa fenomena ini, saatnya potensi spekulatif dan bermain resiko tinggi masyarakat Indonesia dapat di arahkan pada hal-hal yang benar dan rasional dengan di fasilitasi oleh pemerintah tentang terbukanya ruang informasi dan pelatihan yang serius serta memberi pemahaman tentang wira usaha baik skala besar dan menegah bukan prioritas usaha kecil saja.
Semoga nantinya banyak generasi muda yang mampu menjadi pengusaha dan memberikan ruang investasi pada masyarakat sekelilingnya untuk ikut mampu berpartisipasi membesarkan bisnisnya di jalur yang benar dan tercipta budaya saling mempercayai bahwa investasi dan resiko dapat di manage dengan baik apabila ada obyek yang jelas, terukur, terdistribusi dan beroperasi secara berkelanjutan dengan keuntungan yang rasional.
Bagaimana pendapat anda...
0 Komentar