Polemik daftar 200 mubalig yang di keluarkan oleh Kementrian
Agama menjadi berita menarik dan tentu saja sebagai masyarakat awam bertanya, “
apa sebenarnya melatar belakangi hingga di putuskan untuk menerbitkan daftar
tersebut ??? “.
Dari pada setengah-setengah sekalian aja medan pertandingannya di perjelas saat ini
memang terjadi islam aliran oposisi dan islam aliran nasionalis atau pro
pemerintah, nah dengan demikian biar masyarakat juga paham bahwa dakwah –
dakwah yang condong isinya hanya menyerang pemerintah berarti islam oposisi.
Adanya 2 aliran paham baru tersebut nanti masyarakat biar
mengetahui ciri-ciri dari interior
maupun exterior masjid – masjidnya seperti perbedaan masjid NU atau Muhammadiyah. Yang terjadi sekarang tidak jelas sama sekali dan terasa
ada masyarakat yang di manfaatkan, karena memutuskan ibadah di perjalanan untuk mampir
ke masjid saat jumat, tahu-tahu mubalignya islam oposisi dan tentu saja membuat
ibadah yang golongan islam nasionalis atau pro pemerintah tidak bisa keluar
karena sudah terlanjur di tengah-tengah jamaah. Tentu saja membuat ibadah yang
tidak sepaham menjadi kurang sempurna.
Untuk itu biarkan saja semua ini terjadi, kemenag cukup
menghimbau aja untuk memberi isyarat memang terjadi 2 paham aliran baru islam
oposisi dan islam nasionalis, bila perlu agar setiap masjid di beri spanduk
islam nasionalis atau islam oposisi biar jelas jamaahnya, sehingga mudah pengawasannya
kan sudah demokrasi perbedaan tidak ada masalah. Gimana ini kan cuman opini
jangan terlalu serius...