Renungan menjelang akhir bulan ramadhan 1440H ini sangat mengharukan saat aku jumpa dengan teman lama di sebuah masjid, aku panggil teman lamaku biasanya dengan nama "Jo". Gimana kabarnya jo, sudah sangat lama kita nggak pernah ketemu." Iya bos mungkin sudah 12 tahun kita nggak ketemu ", dia sering panggil aku dengan sebutan bos kebiasaan kalau jumpa.
Jangan panggil aku bos lagi jo, hidupku sudah berubah 180 derajad, mungkin kalau di ibaratkan bumi aku lagi ada di luar bawahnya jadi tinggal tanganku aja yang masih nempel, "sambil ketawa aku bikin suasana supaya lebih hangat". Beneran nih bos, "sambil dia mengernyitkan dahi dan memercingkan matanya seolah nggak percaya kemudian dia bilang, emang kena musibah apa?".
Ceritanya panjang jo, sambil berusaha aku cerita masa-masa masih di SMA dulu tetapi saat mau ganti topik dia menyela, tapi bos kamu lebih enak sudah pernah menjalani hidup kaya, sedangkan aku sungguh sangat tidak beruntung karena belum pernah sekali sampai usia dah tua gini jadi orang kaya, " sambil mata agak memerah dan muka memelas berucap dengan lugunya.
"Jangan bilang begitu jo", sungguh kamu sebenarnya lebih beruntung daripada aku. Karena jatuh dari kaya menjadi miskin itu lebih berat ujiannya, kataku meyakinkan. Kalau kamu merasa miskin terus nggak pernah kaya, itu karena kamu terlalu berharap dan kurang bersyukur aja. Buktinya istri dan anakmu masih senantiasa bahagia bersamamu dan bersatu dalam sebuah keluarga yang bahagia.
Orang kalau dari kaya jatuh menjadi miskin 95persen keluarga pasti pecah jo. "Jadi hidup nggak harus perlu terlalu berharap di syukuri dan dinikmati aja tapi jangan kau sukur-sukurkan aku jo", aku berusaha menghiburnya dan mengajak bercanda.
"Iya bos, tapi aku melihat sampean masih beruntung". Aku rasa jatuh miskinnya sampean masih membingungkan, karena berita yang aku dengar juga dari teman-teman kadang jatuh kadang bos lagi, nanti denger jatuh lagi, lalu ketemu temen satunya sekarang bos lagi, "Sampean iku koyok sinetron aja", sambil ketawa dan geleng-geleng kepala temen lamaku berucap. Nah sekarang kita ketemu sampean bilang dalam keadaan jatuh lagi, apa nggak merasa sakit berkali-kali, " sambil dia agak serius nada bicaranya".
Begitulah hidup itu jo, aku sudah mendapatkan sebuah proses perenungan yang dalam. Sebenarnya kita didunia ini seperti kata kamu, kita hanya memerankan sebuah sinetron dan aku dipasang sebagai aktor dengan latar belakang yang demikian dan tidak boleh menolak peran yang harus di mainkan, " aku berusaha seolah jadi ustad dadakan agar temenku juga serius nanggapi".
"Bukannya jatuh bangun itu karena perbuatan kita sendiri bos, karena dalam hidup ada hal-hal yang Allah ikut campur tangan dan ada yang memang karena perbuatan diri kita sendiri, ", temenku berusaha beragumentasi .
Iya memang jo, tapi terkadang aku juga mau tanya sama kamu. Ada anak cewek yang dilahirkan agak keterbelakangan mental usia 12 tahun diperkosa lagi terus campur tangannya dimana, kira-kira itu perbuatan sendiri apa bukan ya?..
Udah jo, kita lanjutkan pembicaraan kapan-kapan lagi yo, lanjutkan hidupmu yang sudah aman dan tidak perlu goncangan karena apapun hidup kita hanya perlu bersyukur aja karena bukti kalau kita masih beriman. Sampai ketemu lain waktu jo, " sambil aku berusaha dia untuk selalu berhubungan kembali.
0 Komentar