Setiap menjelang pemilihan umum, semua politikus menjadikan rakyat kecil sebagai obyek untuk mengambil simpati agar nantinya mendapat dukungan masyarakat luas dalam perebutan kekuasaan.
Begitu juga hal sama dilakukan para elit politik dan partai oposisi melakukan investasi pencitraan untuk menuju pemilihan presiden berikutnya dan seterusnya. Sementara bagi petahana (incomben) yang sudah bersusah payah melakukan kinerja pemerintahan secara proposional dengan perhitungan rasional masih saja dirasa belum cukup.
Hanya dengan menaikkan bbm atau listrik dan sebagainya seolah sudah dibangun image tidak adanya keberpihakan untuk rakyat kecil walaupun pada kenyataannya bagi golongan tertentu yang sesuai kriteria kurang mampu pemerintah telah mensubsidinya.
Menertibkan pedagang kaki lima untuk konsep penataan yang lebih baik guna menciptakan keteraturan, kebersihan dan keindahan suatu kawasan juga dianggap tidak punya keberpihakan, padahal belum tentu para pedagang kakilima adalah rakyat kurang mampu, karena di kota mereka mungkin tinggal di petak kecil dengan cara mengontrak namun sebenarnya mampu membangun rumah yang cukup bagus di desa tempat tinggal aslinya.
Saat ini sebenarnya sudah banyak pemerintah daerah maupun pusat mempunyai perhatian yang cukup besar kepada rakyat kecil. Mulai dari kesehatan, tunjangan ibu melahirkan, sekolah gratis, sertifikasi lahan tanah garapan dan sebagainya, namun masih saja isu kurangnya keberpihakan kepada rakyat kecil masih seksi untuk dijadikan alat propaganda.
Mau kemana sebenarnya bangsa ini, konsep membangun yang berkeadilan salah, segala sesuatu di subsidi sedangkan pertumbuhan ekonomi mengalami stagnan juga salah. Pemberantasan korupsi secara masif menjadikan isu tebang pilih karena diluar kekuasaan.
Demokrasi hanya mampu melahirkan aktor-aktor politik dengan leluasa beorasi seolah mereka lebih mengerti dan beretorika seolah lebih mampu berperan apabila mendapat kekuasaan. Tujuh puluh tahun Indonesia masih berputar-putar dengan isu dan propaganda yang sama setiap peralihan kekuasaan.
Sebagai masyarakat sebenarnya kita hanya ingin mendapatkan nilai-nilai pencerahan para elit politik dalam setiap perebutan kekuasaan dengan beradu konsep dan ide guna cara membawa bangsa ini menuju kesejahteraan, kemakmuran, kemajuan peradaban dan kedaulatan sebagai bangsa.
Salam Indonesia Jaya.
0 Komentar